Saturday, June 23, 2012

IBD 6


NAMA      : INDRI MULIASARI
NPM         : 53411619
KELAS     : 1IA12
ILMU BUDAYA DASAR
UNIVERSITAS GUNADARMA

EMPAL GENTONG

          Indonesia terkenal dengan makanannya yang kaya akan rempah-rempah. Kali ini saya akan memperkenalkan salah satu makanan khas dari suatu kota di Indonesia. Kota yang saya maksudkan adalah Cirebon, yang terkenal dengan sebutan kota udang. Tapi kali ini saya tidak membahas tentang kota tersebut, melainkan adalah salah satu makanan khasnya yang sangat  terkenal, yaitu empal gentong.
          Empal gentong merupakan makanan khas masyarakat Cirebon, Jawa Barat. Makanan ini mirip dengan gulai (gule) yang biasa kita makan. Namun yang membedakan empal gentong dengan gulai yang lainnya adalah alat untuk memasaknya menggunakan kayu bakar yang berasal dari pohon mangga, dan menggunakan gentong atau periuk tanah liat sebagai wadahnya. Karena proses memasaknya yang menggunakan gentong maka jadilah makanan ini dinamakan empal gentong. Nama empal sendiri berasal dari bahan utamanya yaitu daging sapi dengan sedikit lemak, tidak hanya daging sapi saja yang digunakan, ada juga usus dan babat sapi, tergantung pesanan dari pembeli.
          Proses memasak yang menggunakan kayu bakar dan dimasak kurang lebih 5 jam akan menciptakan rasa dan tingkat keempukan daging. Sedangkan menggunakan gentong dari tanah liat berguna agar memberi sentuhan rasa sedap yang luar biasa karena kerak bumbu sudah mengendap di pori-pori tanah liatnya.
          Selain proses memasaknya yang unik, empal gentong juga memiliki keunikan yang lainnya. Yaitu disajikan dengan taburan bawang goreng dan daun kucai (Chlorella sorokiniana) yang sudah dipotong  kecil-kecil yang berguna sebagai penyedap sekaligus penetralisir lemak. Jika pembeli menyukai rasa pedas, bisa ditambahkan dengan sambal berupa cabai kering giling. Sambal ini cukup pedas karena merupakan saripati cabai merah kering yang ditumbuk. Empal gentong dapat disajikan dengan nasi atau lontong.
          Saat ini penjual empal gentong sudah mulai mejelajahi ibu kota, sehingga membantu para penikmat makanan ini agar tidak jauh-jauh pergi ke kota asalnya di Cirebon. Berikut adalah contoh makanan empal gentong: 

http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://budaya-indonesia.org/bwk/Empal-Gentong%3Ff%3D2730&imgrefurl=http://budaya-indonesia.org/bwk/Empal-Gentong&usg=__LDLexnLDh8_8XgD0XPffjS5q3s0=&h=375&w=500&sz=80&hl=id&start=2&sig2=4Ef-XBjHoglh7-pItGqA_g&zoom=1&tbnid=KbtCHT6taW09ZM:&tbnh=98&tbnw=130&ei=aWLlT4jVK4btrQfAtNH9CA&um=1&itbs=1

http://oleh2cirebon.wordpress.com/sejarah/resep-masakan-tradisional/empal-gentong/

IBD 5


NAMA      : INDRI MULIASARI
NPM         : 53411619
KELAS     : 1IA12
ILMU BUDAYA DASAR
UNIVERSITAS GUNADARMA
                 
ALAT MUSIK ANGKLUNG
         
Negara kita, Indonesia memiliki bermacam-macam budaya, seni, dan adat yang tersebar diseluruh pelosok nusantara. Salah satu kebudayaan yang akan saya jelaskan kali ini adalah ANGKLUNG. Angklung merupakan suatu alat musik multitonal atau bernada ganda yang berkembang didalam masyarakat Sunda di Pulau Jawa bagian barat.
          Alat musik tradisional ini terbuat dari bambu dan cara membunyikannya yaitu dengan menggoyangkan angklung tersebut. Bunyi yang keluar dari angklung tersebut disebabkan oleh benturan badan pipa bambu, sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiao ukuran, baik besar maupun kecil.
          Saat ini angklung sudah terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010. Asal usul terciptanya alat musik bambu ini berdasarkan pandangan hidup dari masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai makanan pokoknya. Masyarakat Baduy yang merupakan masyarakat Sunda asli menerapkan angklung sebagai bagian dari ritual mengawali penanaman padi.
          Angkulng terbuat dari beberapa jenis bambu, diantaranya bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap nada yang dihasilkan itu dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar. Tokoh Angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda yaitu UDJO NGALAGENA. Beliau mulai mengajarkan bagaimana cara bermain angklung kepada masyarakat dari berbagai komunitas pada tahun 1966. Kemudian beliau membuat angsana singgasana angklung tebesar di dunia yaitu Saung Angklung Udjo (SAU) di jl. Padasuka 118 Bandung, Jawa Barat.
          Jenis-jenis angklung diataranya adalah :
1.    Angkung Kanekes
2.    Angklung Dogdog Lojor
3.    Angklung Gubrag
4.    Angklung Badeng
5.    Buncis
6.    Angklung Padaeng
7.    Angklung Sarinande
8.    Aruba
9.    Arumba
10.  Angklung Toel
11.  Angklung Sri-Murni


        Angklung terdiri dari beberapa bagian, yaitu
1.       Tabung sora yang terdiri dari 2 tabung
a.       Tabung kecil terletak disebelah kiri
b.      Tabung besar terletak disebelah kanan
2.       Ancak, yaitu bagian rangka angklung  yang dibagi menjadi beberapa bagian
a.       Jejer, bagian dari ancak( rangka ancak)
b.      Tabung dasar (bawah)
c.       Palang gantung (penyangga tabung sora)

          Saat ini angklung juga dapat dimodifikasikan dengan musik-musik modern, dengan memainkannya bersama, kompak, dengan melodi dan struktur komposisi nada yang indah. Sehingga permainan angklung tidak kalah dengan permainan alat-alat musik modern dan dapat menarik perhatian seluruh kalangan diberbagai negara Asia-Tenggara bahkan Eropa. Maka kita sebagai generasi muda Indonesia harus bangga dengan kebudayaan yang telah diciptakan oleh nenek moyang kita dan juga kita harus memperjuangkannya agar alat musik tradisional ini dapat terus diminati oleh masyarakat diseluruh dunia terutama masyarakat Indonesia sendiri.

id.wikipedia.org/wiki/Angklung