Friday, May 25, 2012

IBD-4


NAMA       : INDRI MULIASARI
NPM           : 53411619
KELAS       : 1IA12
ILMU SOSIAL DASAR
UNIVERSITAS GUNADARMA

BATIK MEGA MENDUNG
            Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Batik bisa mengacu pada dua hal, yang pertama yaitu teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist-dyeing. Pengertian yang kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan.
            Siapa yang tidak mengetahui batik? Ya, batik saat ini mulai digemari diesluruh kalangan baik, remaja maupun dewasa. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai “Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oraland Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009. Karena inilah masyarakat Indonesia bahkan luar negeri mulai menggemarinya kembali.
            Batik berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa yaitu “amba” yang berarti menulis, dan “titik” yang berarti titik. Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada sejak zaman Majapahit. Batik yang dihasilkan adalah batik tulis, dan batik cap baru dikenal setelah perang Dunia 1.
            Banyak batik yang menggunakan detil pakaian dengan menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit. Membuat pola yang rumit hanya dapat dibuat dengan alat canting. Dan semenjak industrialisasi dan globalisasi. Yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batuk cap dan batik cetak, sedangkan batik tradisional yang menggunakan teknik tulisan tangan dengan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis.
            Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan, sampai ditemukannya batik cap yang memungkinkan masukknya laki-laki. Contohnya adalah batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang dilihat pada corak “MEGA MENDUNG”, dimana dibeberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum laki-laki.
            Motif batik “MEGA MENDUNG” merupakan karya seni batik yang identik dan bahkan menjadi ikon batik daerah Cirebon, Jawa Barat. Motif batik ini mempunyai kekhasan yang tidak ditemui di daerah penghasil batik lainnya. Dan karena hanya ada di Cirebon dan merupakan masterpiece, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI akan mendaftarkan motif mega mendung ke UNESCO untuk mendapat pengakuan sebagai salah satu world heritage. Ini merupakan suatu kebanggan bagi masyarakat Indonesia dan khususnya masyarakat di Cirebon.
            Kekhasan motif mega mendung tidak saja pada motifnya yang berupa gambar yang menyerupai awan dan warna-warna tegas, tetapi juga nilai-nilai filosofi yang terkandung didalam motifnya. Timbulnya motif mega mendung salalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa China ke wilayah Cirebon. Karena pelabuhan Muara Jati di Cirebon merupakan tempat persinggahan para pendatang dari dalam dan luar negeri. Beberapa benda seni yang dibawa dari China seperti  keramik, piring, dan kain berhiaskan bentuk awan.
            Dalam paham Taoisme, bentuk awan melambangkan dunia atas. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Konsep mengenai awan juga berpengaruh di dunia kesenirupaan Islam abad ke-16 yang digunakan untuk mengungkapkan dunia besar atau alam bebas.
            Motif mega mendung pada awalnya selalu berunsurkan warna biru dan diselingi dengan warna merah menggambarkan maskulinitas dan suasana dinamis, karena dalam proses pembuatannya ada campur tangan laki-laki. Warna biru dan merah tua juga menggambarkan psikologi masyarakat pesisir yang lugas, terbuka dan egaliter.
            Selain itu warna biru juga melambangkan warna langit yang luas, bersahabat dan tenang serta melambangkan pembawa hujan yang dinanti-nantikan sebagai pembawa kesuburan dan pemberi kehidupan.Warna biru yang digunakan mulai dari biru muda sampai dengan biru tua. Biru muda menggambarkan makin cerahnya kehidupan dan biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan dan memberi kehidupan.
            Pada bentuk mega mendung terdapat garis lengkung yang beraturan serta teratur dari bentuk garis lengkung yang paling dalam (mengecil) kemudian melebar (membesar) menunjukkan gerak yang teratur harmonis. Bisa dikatakan bahwa garis lengkung yang beraturan ini membawa pesan moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan turun) kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri, dan pada akhirnya membawa dirinya memasuki dunia baru menuju kembali kedalam penyatuan diri setelah melalui asang surut, pada akhirnya kembali keasalnya (sunnatulah).Terlepas dari makna filosofi bahwa mega mendung melambangkan kehidupan manusia secara utuh sehingga bentuknya harus menyatu.
            Namun semakin berkembangnya budaya batik di Indonesia maupun mancanegara, motif batik mega mendung tidak hanya berwarna biru dan merah, tetapi sudah dimodifikasi dengan warna hijau, coklat, ungum dan lain-lain. Selain itu juga dikombinasikan dengan motif hewan dan tumbuhan.Tidak hanya untuk batik saja, tetapi motif mega mendung juga digunakan sebagai hiasan dinding lukisan kaca, produk interior berupa ukiran kayu, dan sebagainya.