Hari Ibu, jatuh pada 22
Desember. Untuk saya pribadi tidak pernah merayakannya, misal memberi hadiah
atau apapun. Mungkin sudah terbiasa sejak kecil tidak merayakannya. Beberapa
pendapat yang saya dapatkan, hari ibu adalah salah satu momen yang digunakan untuk
mengucapkan kata “terima kasih” kepada Ibu. Momen yang membuat semua orang
mengingat besarnya kerja keras yang Ibu lakukan untuk anak dan keluarganya.
Menurut saya, untuk
mengucapkan “terima kasih” tidak hanya dilakukan saat hari Ibu datang. Tetapi,
dapat kita lakukan setiah hari ataupun setiap jam. Karena Ibu selalu membantu
kita setiap hari tanpa ada keluhan dari ucapannya. Ibu rela melakukan yang
terbaik untuk anak dan keluarganya walaupun ia harus berkerja sangan keras.
Maka, buatlah Ibu kita tersenyum bahagia karena kita.
Oke, kembali ke tujuan
utama saya menulis cerita kali ini yaitu membahas sebuah film Korea dengan
judul “Wedding Dress”. Film ini bukan tentang pernikahan, namun lebih tertuju
pada cinta kasih seorang Ibu dan anak.
Pertama kali saya
menonton film ini bersama kakak saya, Winda. Yaitu tepat di hari Ibu, 22
Desember 2012. Film ini bercerita seorang Ibu yang single parent bekerja menjadi seorang designer wedding dress. Ia
memiliki seorang anak perempuan yang masih kecil bernama So Ra. Ia sangat
menyayangi So Ra. Mereka hidup bahagia penuh canda tawa. Namun di sekolah, So
Ra tidak sering bersosialisasi dengan temannya, ia juga selalu bolos les balet
tanpa ketahuan Ibunya.
Suatu ketika Ibu So Ra
pingsan dan dibawa oleh kakaknya ke rumah sakit. Ternyata ia mengidap penyakit
kanker lambung yang sangat parah. Ibu So Ra meminta kakaknya untuk tidak
memberi tahu So Ra. Tetapi seiring berjalannya waktu, So Ra merasa aneh melihat
Ibunya sering pergi ke rumah sakit, minum obat, pucat dan pingsan. Ia merasa
bahwa Ibunya sedang sakit keras. Lalu ia bertanya kepada Tantenya, dan ternyata
dugaan So Ra benar. Mulai saat itu So Ra selalu memperhatikan Ibunya.
Tiba-tiba Ibunya
pingsan dan harus masuk rumah sakit. So Ra sangat sedih. Lalu ia melakukan
semua permintaan Ibunya, seperti mulai berteman dengan teman sekolahnya,
belajar balet, dll. Sampai waktunya tiba, yaitu konser balet So Ra dan
teman-temannya. Ibunya datang, namun penglihatannya mulai tidak jelas, sehingga
So Ra memakai bros di bajunya agar Ibunya bisa membedakan yang mana So Ra.
Ketika malam hari, So
Ra tidur bersama Ibunya ditempat tidur rumah sakit sambil mendengarkan radio.
Sampai So Ra tertidur namun radio tersebut masih menyala dan membacakan sebuah
pesan dari seorang anak kecil untuk Ibunya
“Untuk mama ku yang ku cintai, aku senang karena menjadi anak mama. Marah-marah karena mama tidak bisa masak dan selalu sibuk. Maafkan aku. Walaupun seperti itu, aku paling mencintai mama. Tahu kan? Mama, mama sakit? Mama, aku ingin gantikan mama sakit. Mama, aku akan mencuci piring dan bersihkan rumah dan masak. Mama hanya tiduran saja, bisakah tinggal bersamaku selamanya? Mama, aku sangat mencintaimu.”
“So Ra.. Bagi mama So Ra itu adalah sebuah hadiah. Apakah bagi So Ra, mama itu sebuah hadiah untukmu? Sangat mencintaimu, So Ra.”
Kemudian Ibu So Ra
menangis dan memeluk So Ra. Sampai matahari bersinar, So Ra masih berada dalam
pelukan Ibunya. Dan ketika So Ra memanggil nama Ibunya, ia tidak menjawab. Ibu
So Ra meninggal dunia. So Ra manangis histeris karena Ibunya telah tiada.
Haidah terakhir dari Ibu So Ra adalah gaun pengantin yang ia buat untuk anaknya
tercinta, So Ra.
No comments:
Post a Comment