NAMA :
INDRI MULIASARI
NPM : 53411619
KELAS :
1IA12
ILMU SOSIAL DASAR
UNIVERSITAS GUNADARMA
BATIK
MEGA MENDUNG
Batik adalah salah satu cara pembuatan
bahan pakaian. Batik bisa mengacu pada dua hal, yang pertama yaitu teknik
pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari
kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai
wax-resist-dyeing. Pengertian yang kedua adalah kain atau busana yang dibuat
dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki
kekhasan.
Siapa yang tidak mengetahui batik?
Ya, batik saat ini mulai digemari diesluruh kalangan baik, remaja maupun
dewasa. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta
pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan
sebagai “Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of
the Oraland Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009. Karena
inilah masyarakat Indonesia bahkan luar negeri mulai menggemarinya kembali.
Batik berasal dari gabungan dua kata
bahasa Jawa yaitu “amba” yang berarti menulis, dan “titik” yang berarti titik.
Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam adalah
salah satu bentuk seni kuno. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada sejak
zaman Majapahit. Batik yang dihasilkan adalah batik tulis, dan batik cap baru
dikenal setelah perang Dunia 1.
Banyak batik yang menggunakan detil
pakaian dengan menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit.
Membuat pola yang rumit hanya dapat dibuat dengan alat canting. Dan semenjak
industrialisasi dan globalisasi. Yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis
baru muncul, dikenal sebagai batuk cap dan batik cetak, sedangkan batik
tradisional yang menggunakan teknik tulisan tangan dengan menggunakan canting
dan malam disebut batik tulis.
Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau
menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian,
sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif
perempuan, sampai ditemukannya batik cap yang memungkinkan masukknya laki-laki.
Contohnya adalah batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang
dilihat pada corak “MEGA MENDUNG”, dimana dibeberapa daerah pesisir pekerjaan
membatik adalah lazim bagi kaum laki-laki.
Motif batik “MEGA MENDUNG” merupakan
karya seni batik yang identik dan bahkan menjadi ikon batik daerah Cirebon,
Jawa Barat. Motif batik ini mempunyai kekhasan yang tidak ditemui di daerah
penghasil batik lainnya. Dan karena hanya ada di Cirebon dan merupakan
masterpiece, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI akan mendaftarkan motif
mega mendung ke UNESCO untuk mendapat pengakuan sebagai salah satu world
heritage. Ini merupakan suatu kebanggan bagi masyarakat Indonesia dan khususnya
masyarakat di Cirebon.
Kekhasan motif mega mendung tidak
saja pada motifnya yang berupa gambar yang menyerupai awan dan warna-warna
tegas, tetapi juga nilai-nilai filosofi yang terkandung didalam motifnya.
Timbulnya motif mega mendung salalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa
China ke wilayah Cirebon. Karena pelabuhan Muara Jati di Cirebon merupakan
tempat persinggahan para pendatang dari dalam dan luar negeri. Beberapa benda
seni yang dibawa dari China seperti
keramik, piring, dan kain berhiaskan bentuk awan.
Dalam paham Taoisme, bentuk awan
melambangkan dunia atas. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan
mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Konsep mengenai awan juga berpengaruh
di dunia kesenirupaan Islam abad ke-16 yang digunakan untuk mengungkapkan dunia
besar atau alam bebas.
Motif mega mendung pada awalnya
selalu berunsurkan warna biru dan diselingi dengan warna merah menggambarkan
maskulinitas dan suasana dinamis, karena dalam proses pembuatannya ada campur
tangan laki-laki. Warna biru dan merah tua juga menggambarkan psikologi
masyarakat pesisir yang lugas, terbuka dan egaliter.
Selain itu warna biru juga melambangkan
warna langit yang luas, bersahabat dan tenang serta melambangkan pembawa hujan
yang dinanti-nantikan sebagai pembawa kesuburan dan pemberi kehidupan.Warna
biru yang digunakan mulai dari biru muda sampai dengan biru tua. Biru muda menggambarkan
makin cerahnya kehidupan dan biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung
air hujan dan memberi kehidupan.
Pada bentuk mega mendung terdapat
garis lengkung yang beraturan serta teratur dari bentuk garis lengkung yang
paling dalam (mengecil) kemudian melebar (membesar) menunjukkan gerak yang
teratur harmonis. Bisa dikatakan bahwa garis lengkung yang beraturan ini
membawa pesan moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan
turun) kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri, dan pada akhirnya
membawa dirinya memasuki dunia baru menuju kembali kedalam penyatuan diri
setelah melalui asang surut, pada akhirnya kembali keasalnya (sunnatulah).Terlepas
dari makna filosofi bahwa mega mendung melambangkan kehidupan manusia secara
utuh sehingga bentuknya harus menyatu.
Namun semakin berkembangnya budaya
batik di Indonesia maupun mancanegara, motif batik mega mendung tidak hanya
berwarna biru dan merah, tetapi sudah dimodifikasi dengan warna hijau, coklat,
ungum dan lain-lain. Selain itu juga dikombinasikan dengan motif hewan dan
tumbuhan.Tidak hanya untuk batik saja, tetapi motif mega mendung juga digunakan
sebagai hiasan dinding lukisan kaca, produk interior berupa ukiran kayu, dan
sebagainya.